PADA HARI RABU DAN JUM`AT JAM 14.30 SAMPAI SELESAI, SERTA HARI MINGGU JAM 08.00 SAMPAI SELESAI
Berlatih dengan cerdas
Berapa kali sich..frequensi latihan dalam seminggu yang paling ideal?
Apa tujuan latihan ?
1. Bila bertujuan ingin meraih sabuk hitam dalam setahun, maka perlu benar-benar memfokuskan tenaga dan melakukan usaha yang betul-betul penuh dengan komitmen, satu sampai dua jam dalam sehari.
2. Bila bertujuan untuk memperoleh ketenangan pikiran dan damai lewat latihan karate, maka tidak dianjurkan untuk terburu-buru, cukup latihan dua kali seminggu sudah memenuhi standard.
Hal yang penting adalah sanggup berlatih berulang kali dengan rutin. Untuk itu sangatlah penting membuat komitmen untuk terus berlatih sepanjang waktu. Kekuatan sejati dari manusia terletak pada semangat dan ketekunan. Umumnya orang menilai bahwa karate adalah aktivitas yang melelahkan. Mereka juga percaya bahwa seiring usia yang bertambah tua maka karate tidak akan mungkin lagi dikerjakan. Namun mereka tidak menyadari bahwa latihan karate sebenarnya tidak menuntut alasan yang rumit dan tidak masuk akal.
Memukul bukan untuk cidera.
Master Gichin Funakoshi, dilahirkan di Yamakawa Prefektur Shuri Okinawa, tanggal 10 November 1868.
Memukul makiwara dan latihan kata adalah materi yang wajib diterapkan kepada para muridnya. Antara lain, Nakayama (Yamaguchi 13 april 1913) yang menjalani latihan Karate dari sang master, memukul makiwara sekitar 1000 kali dan melatih satu macam Kata 50 ~ 60 kali pengu langan.
Dalam melatih pukulan dengan menggunakan makiwara, perhatikan keamanan. Amati anatomi tangan pada gambar disamping. Bila latihan tidak mengikuti cara yang aman, maka efek dari latihan bukan kesempurnaan dan kekuatan pukulan tetapi malah cidera.
Oleh karena itu terapkan Tips dari Lawrence Kane tentang cara aman latihan memukul makiwara yang dapat dibaca pada artikel.
Kita semua tidak mau rugi waktu dan tenaga ..bukan? Ingat latihan memukul makiwara bukan untuk pamer kekuatan..., karena sekuat apapun anda pukul yang cidera adalah tangan anda sendiri ....dan ..si Makiwara akan tetap berdiri menunggu anda sembuh...
Mengapa gerakan kata selalu dimulai dengan tangkisan?
Suatu hari di suatu lorong yang sunyi, dua orang laki-laki berhadapan....karena sesuatu hal terpaksa harus berkelahi. Mengamati postur mereka, tangan kekar, badan berisi/atletis, dan nampak beberapa buku jari terlihat kapalan. Kedua laki-laki tersebut berdiri dengan sikap siaga dan siap melakukan serangan. Waktu pun berlalu beberapa menit.... dan seharusnya kita sudah menyaksikan adegan pukul-pukulan yang seru...tetapi yang ada mereka tetap berdiri berhadapan tanpa satu serangan pun. Apa yang menyebabkan mereka tidak jadi berkelahi?
Penyebabnya adalah kedua lelaki tersebut ternyata Karateka yang betul-betul menghayati dan melaksanakan FILOSOFI KARATE SHOTOKAN yaitu "Karate ni sente nashi" yang artinya "Tidak ada sikap menyerang dulu dalam karate".
Filosofi ini dengan nyata diterapkan dalam susunan gerakan dalam Kata. Kalau kita cermati ..gerakan pertama dalam setiap kata...adalah tangkisan. Sampai saat ini, belum pernah saya menemukan gerakan pertama dimulai dengan pukulan atau tendangan. Hal ini mengandung pesan yang ingin disampaikan oleh para master terdahulu bahwa kita belajar karate bukan untuk menyerang..tetapi menahan/menangkis serangan. Kalau kita cermati lagi..gerakan kedua baru disusul pukulan atau tendangan. Jadi, pesan yang ingin disampaikan oleh para master bahwa pukulan adalah reaksi dari aksi lawan. Ada aksi baru ada reaksi !!
Nah..dari ilustrasi diatas..kita dapat menyimpulkan bahwa Value of Karate dari filosofi "Karate ni sente nashi" adalah KARATE MENJUNJUNG TINGGI PERDAMAIAN. Oss!!!
Belajar menghormati orang lain
Salah satu filosofi Karate Shotokan adalah "Karate-do wa rei ni hajimari, rei ni owaru koto wo wasuruna", yang artinya adalah "Dalam Karate mulai dengan sebuah sikap hormat (rei) dan berakhir dengan sebuah sikap hormat". Menghormati orang yang menjadi lawan dalam suatu pertandingan adalah tradisi yang telah dilaksanakan para master sejak dulu awal mula karate.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, selalu kita dihadapkan harus berinteraksi dengan orang lain di sekitar kita. Kadang ia adalah rekan kerja satu bagian, atau kadang anak buah, bahkan atasan kita.. dimanapun kita berada tidak terlepas dari interaksi dengan orang sekitar kita.
Kita yang sering mengikuti berbagai kegiatan diskusi, rapat, musyawarah dll. dalam bermacam kegiatan kepanitiaan tentu pernah mengalami perbedaan pendapat dengan orang lain..
Menghargai pendapat orang lain yang berseberangan dengan pendapat kita adalah salah satu bentuk menghormati orang lain. Untuk melaksanakan filosofi diatas, bukan hal yang mudah.. karena hal itu baru bisa dilakukan bila seseorang memiliki sikap kesatria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar