Pada tingkat awal, jurus pertama yang diperkenalkan
dalam Karate adalah Tsuki (pukulan). Cukup banyak jenis pukulan
yang diajarkan, mulai daripukulan lurus (choku tsuki) , Pukulan pisau
tangan (Shuto Uchi), pukulanmelebar U (Yama tsuki),pukulan tinju
ke atas (Tate Tsuki) dan lain-lain. Jenispukulan akan semakin
bertambah banyak pada tingkatan selanjutnya. Dalam tahap pengenalan pukulan, hal
pertama yang diajarkan pembimbing adalah bagaimana memukul dengan
benar, dimulai dari cara menggenggam, perputaran gerakan, posisi tangan ketika
memukul dan juga cara penyaluran tenaganya. Setelah bentuk dari pukulan benar
maka masuk ketingkat berikutnya yaitu meningkatkan kekuatan, kecepatan serta
ketepatan dalam mempergunakan pukulan dalam berjurus (KATA)
maupun bertanding (KOMITE).
Melatih pukulan sebenarnya bukan
sesuatu yang sulit, karena struktur tangan yang pendek dan sendi yang sangat
elastik sehingga tidak memerlukan senam khusus untuk membuat tangan menjadi
lentur, hal ini sangat berbeda ketikamelatih
tendangan karena perlu senam khusus untuk mendapatkan
kelenturan. Beberapa hal penting ketika melatih pukulan adalah menggenggamlah
dengan benar, karena sering sekali hal ini kurang diperhatikan. Jika anda
terbiasa mengendurkan genggangam, sehingga tenaga lebih banyak terletak di
lengan maupun di tungkai tangan. Bahaya lain dari kebiasaan tidak mengggenggam
dengan baik adalah ketika memukul dalam turgul akan mengalami cidera, misalnya
jari keseleo atau tangan bengkak karena tidak kuat menahan benturan. Tahap
kedua setelah dapat melakukan pukulan dengan benar
adalah melatih kekuatan. Sebagai alat tambahan untuk menambah kekuatan pukulan
bisa juga dipakai:
1. Sandsack, berupa target yang
diisi dengan bubuk kayu atau potongan karet.
2. Beras/gabah, pasir atau bahkan pasir panas, alat ini
digunakan untuk tingkat lanjutan dengan
tujuan untuk memperkuat jari tangan, sehingga ketika menggunakan jurus
yang memerlukan cakar, jari, tapak dan lain-lain akan tetap dahsyat hasilnya.
3. Lilin yang juga bisa dijadikan target keberhasilan
pukulan, pukullah lilin dari jarak sekitar 5 cm, apabila lilin padam maka
pukulan kita sudah lumayan baik, dan untuk seterusnya tambahkan jarak pukulan
dari lilin, dari 5cm, menjadi 7 cm, 10 cm dan seterusnya.
4. Kayu/papan (Makiwara), yaitu satu
papan kayu berukuran 4 x 4 inci dengan panjang 8 kaki yang ditanam ke dalam
tanah kira 3 s/d 4 kaki, dengan target menggunakan bantalan jerami, atau
bantalan yg diisi busa padat dan dilapisi oleh kalaf atau kulit yang tebalnya
sekitar 2 inci. Catatan: Seorang pemula dalam Karate sebaiknya berlatih
memukul Makiwara, dari berbagai posisi (Seiken, uraken, hiji, shuto), minimal
100 kali perhari. Setelah tiga sampai enam bulan berlatih, sebaiknya
ditingkatkan sampai rata-rata 300 kali perhari dengan berbagai posisi. Jika
anda terus berlatih dengan cara ini setiap hari selama setahun, anda akan cukup
kuat untuk memukul jatuh siapapun dengan mudah dengansatu pukulan. Latihan ini
akan mengembangkan tenaga (power), kecepatan(speed) dan kekuatan (strength);
bagaimanapun, ini hanyalah salah satu metode latihan dalam Karate. Cara ini
telah lama dipakai oleh para Master-master Karate terdahulut erutama oleh
Master Ginchin Funakoshi pendiri aliran karate shotokan, tetapi lain halnya
dengan Master Masutatsu Oyama pendiri aliran Karate Kyokushinkai ia merasa
latihan dengan menggunakan Makiwara adalah bukan suatu cara metoda latihan yang
terbaik. Berikut adalah kutipan dari pernyataan Oyama dalam bukunya “ what is
karate” terbitan tahun 1963:” Saya telah melakukan metode ini (memukul
makiwara) untuk melatih kepalan tangan saya selama 20 tahun, memukul
rata-rata300 kali perhari. Sebelumnya saya merasa sangat bangga dengan ukuran
dan kekerasan dari ‚kapalan2’ yg terbentuk di kepalan saya, apalagi kapalan2
itudapat dipukul dengan palu tanpa saya merasa sakit. Ini adalah fakta bahwa,
pukulan dari kepalan tangan saya sangatlah kuat sekali. Saya mengikuti metode2
tersebut karena „Master Karate“ terdahulu, berlatih dengan cara tersebut.
Akhir2 ini, bagaimanapun, saya mulai percaya bahwa metode ini bukanlah yang terbaik,
dan sebetulnya terbukti menghasilkan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan
metode2 lain. Saya percaya bahwa saya dapat menjadi seseorang yg jauh lebih
kuat dari sekarang ini apabila saya mengadopsi metode2 yang lebih masuk akal
dalam latihan. Sungguh, latihan memukul Makiwara berguna untuk memperkuat
pergelangan dan kepalan; bagaimanapun, saya telah menemukan bahwa latihan
dengan memukul sesuatu yang keras akan memperlambat pengembangan kecepatan.
Saya tergerak untuk mengembangkan suatu metode latihan baru dimana bukannya
Makiwara, melainkan sebuah spon tebal yang digunakan. Training dengan spon
tidak hanya mengembangkan kekuatan pergelangan, tapi kecepatan akan meningkat
pula. Metode yang sama dapat digunakan juga untuk latihan Tendangan. Cara lain
untuk meningkatkan kecepatan adalah menusuk dan memukul dengan kepal tangan
pada selembar kertas yang tergantung. Manfaat dari metode ini akan ditunjukkan
lewat contoh berikut. Saya memilih dua orang murid, dan meminta salah satunya
untuk berlatih dengan kertas yang digantung. Sementara murid lainnya berlatih
dengan Makiwara dengan cara yang biasa. Setahun kemudian, saya membandingkan
mereka. Murid yang berlatih dengan Makiwara, memang, nampak terlihat sebagai
seorang Karateka sejati, dengan kapalan di kepalannya. Namun, dalam percobaan
memecahkan genteng, batu dan papan, keduanya sama kuat. Keduanya berhasil
memecahkan sepuluh buah genteng, batu dan papan dengan ketebalan yang sama.
Dalam pandangan saya, murid yang berlatih dengan memukul kertas jauh lebih
gesit dalam pergerakannya (body movement), dan tangannya lebih cepat,
mengungguli murid yang satunya.
Diantara banyak orang yang berlatih
karate, beberapa menganggap dirinya sebagai Karateka papan atas, hanya karena
mereka mempunyai kepal tangan yang ada kapalannya, hasil latihan dengan
Makiwara. Mereka bangga pada kekerasan kepalannya dan berusaha mengatur-atur yg
lain dalam ber-Karate. Sedihnya, saya menemukan orang-orang tersebut, khususnya
di Amerika.”
5. Kertas yang digantung
seperti yang dilakukan Master Masutatsu Oyama di atas.
Tahapan ketiga adalah melatih
kecepatan, dalam tahap ini biasakan melatih pukulan dengan
cara beruntun, dimulai dari dua kali beruntun , tiga kali dan semakin lama
semakin banyak pukulan beruntun. Dalam tahap ini juga sudah mengkombinasikan
sasaran pukulan maupun jenis pukulan, sasaran
bawah tengah atas dan jenis pukulan lurus. Dengan cara melatih
kecepatan dan variasi pukulan seperti ini maka lawan
sulit untuk menghindar atau menangkis pukulan kita. Cara
sederhana untuk melatih kecepatan pukulan adalah dengan cara
push-up dengan genggaman di samping badan bukan di depan pundak, push up ini
harus dilakukan dengan agak cepat layaknya melakukan pukulan pada
posisi yang benar. Sebagai tambahan dan bisa juga dijadikan target keberhasilan pukulan,
pukulah lilin dari jarak sekitar 5 cm, apabila lilin padam maka pukulan kita
menjadi sudah lumayan baik, dan untuk seterusnya tambahkan jarak pukulan dari
lilin, dari 5 cm, 7 cm, 10 cm dan seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar