FOTO BERSAMA

FOTO BERSAMA
Keluarga Besar Lemkari Yapalis Karate Club Krian

SELAMAT JUMPA DI BLOGGER LEMKARI YAPALIS KARATE CLUB KRIAN

ILMU BELADIRI KARATE SEJATI ( yapalis karate club )

“ Ilmu Beladiri “ dijaman sekarang telah menjadi ajang pamer kegagahan, keindahan “ Seni” dan kekuatan fisik belaka. Mereka seakan “Lupa” bahwa Inti dari belajar Beladiri adalah untuk mendapatkan “ Ilmu beladiri “ yang tidak terbatas, jangan cuma hanya pada pengertian sempit yaitu “ Ilmu berkelahi “ saja.

“ Ilmu Beladiri Karate Sejati “ memiliki makna yang sangat luas bagi kehidupan yang sedang kita jalani ini, karena didalam ilmu tersebut diajarkan bagaimana kita dapat mengalahkan tantangan-tantangan hidup yang datang dari luar yaitu : cuaca panas- dingin, mencari nafkah, kelaparan, kehausan, serangan binatang buas atau manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab dan tidak memiliki rasa welas asih serta datangnya penyakit, demikian pula serangan yang datangnya dari dalam diri sendiri, seperti halnya perasaan takut, rasa cemas, frustrasi, keragu-raguan, kebencian, kemarahan, kesedihan dan kesenangan yang berlebihan.

Semua itu hanya dapat dihadapi dan ditanggulangi dengan memiliki “Ilmu Beladiri Karate Sejati “ yang berisikan tentang kesadaran sejati, sikap belas kasih, penyabar, menghormati dan menghargai orang lain, suka menolong, kejujuran, kesungguhan hati, kesetiaan, keberanian, menggunakan logika, ketegaran hati, jiwa besar dan jiwa kesatria.

Sebagai manusia yang berilmu beladiri Karate sejati dan berpengetahuan, kita harus “menghargai diri kita sendiri “, tidak benar jika kita membiarkan diri kita dianiaya baik secara fisik maupun perasaan oleh pihak lain,… “ Orang yang berjuang untuk membela dirinya sendiri dapat digolongkan sebagai orang yang sedang melaksanakan Ibadah”.


Selamat datang

LEMKARI YAPALIS KARATE CLUB KRIAN

( SIDOARJO – JAWA TIMUR – INDONESIA )

Karate adalah seni bela diri dan sistem pertahanan diri. Secara harfiah "karate-do" berarti cara dari tangan kosong, mengacu pada fakta bahwa praktisi hanya menggunakan tangan, kaki dan tubuh. Karate juga didirikan pada tradisi filosofis dan spiritual dan berkembang tidak hanya tubuh tetapi juga pikiran dan karakter.Pada akhirnya tujuan karate tidak kecakapan fisik tetapi pengembangankeseimbangan, harmoni dan semangat melalui pelatihan disiplin yang Bumiputera berupaya menumbuhkan Anda dengan kedamaian dan keutuhan karakter untuk memperkaya hari-hari kehidupan.

LEMKARI YAPALIS KARATE CLUB ini memiliki instruktur yang berpengalaman,termasuk Instruktur Kepala Sensei Rudy Purnawan ( DAN IV Karate )
Shotokan berfokus pada Kihon (dasar), Kata (bentuk) dan Kumite (sparring) untukmengembangkan berbagai teknik yang kuat dan dinamis. Karena penekanan kuat pada dasar-dasar itu adalah mudah bagi pemula untuk melatih sama dengan individu yang lebih berpengalaman.

karate Terminologi

ichi 1
ni
2
san
3
shi
4
go 5
roku
6
Shichi
7
hachi
8
ku
9
ju
10

Posisi/Sikap
zenkutsu
sikap Dachi depan
hachiji
sikap alami Dachi
kokutsu
sikap Dachi kembali
kiba
sikap Dachi kuda
sochin
sikap tidak bergerak Dachi
neko ashi
sikap Dachi kucing
shizen tai
sikap siap

Teknik Menangkis/Memblokir
age uke Menangkis/blok keatas/meningkat
ude uke Menangkis/blok lengan dari luar tengah
gedan barai
Menagkis/blok ke bawah
uchi uke
Menangkis/blok lengan dari dalam
Shuto uke
Menagkis/blok dengan pisau tangan
kakiwake uke
Menangkis/blok dua tangan memisahkan

Teknik lengan tangan
tsuki
pukulan
oi zuki
melangkah dalam pukulan
gyaku zuki
terbalik pukulan
kizami zuki
jab pukulan
nukite
pukulan tombak tangan terbuka rapat
ura-ken
lecutan/hentakan pukulan

EMPI pukulan siku

Teknik kaki
keri
tendangan
maeh geri
depan sekejap tendangan
mawashi geri
tendangan dari arah samping
yoko geri
sisi kekomi dorong tendangan
yoko geri keage
sisi sekejap tendangan
Ushiro geri
kembali tendangan

Pengartian
jo Dan
kepala tingkat
chu Dan
perut tingkat
Ge Dan lebih rendah tingkat
sanb
on kumite tiga langkah perdebatan
ippon kumite
satu langkah perdebatan
jiyu kumite
semi-bebas perdebatan

Ketentuan Lain
kihon
dasar pelatihan
kiai
semangat fokus
kime
fokus
rei
hormat

Yoi sikap alami
Yame
berhenti
mawatte
mengubah
Hajime
mulai
mokuso
meditasi
Seiza
berlutut posisi

Total Tayangan Halaman

Senin, 31 Agustus 2009

LEMKARI YAPALIS KARATE CLUB Krian Sidoarjo Siap mendukung LEMKARI JAWA TIMUR dalam mengikuti KEJURNAS LEMKARI di Jembrana, BALI TH.2008,

KALAU INGIN MENJADI ANGGOTA LEMKARI YAPALIS KARATE CLUB KRIAN
SILAHKAN DATANG LANGSUNG SAAT LATIHAN KARATE
PADA HARI RABU DAN JUM`AT JAM 14.30 SAMPAI SELESAI, SERTA HARI MINGGU JAM 08.00 SAMPAI SELESAI
TEMPAT LATIHAN : G.O.R. SMA AL – ISLAM KRIAN
BIAYA PENDAFTARAN Rp.25000,-
{ Info Langsung : Shinshe Rudy Purnawan ( 081 235 05485 ) }

Kriteria Penilaian (Poin) Untuk Pertandingan Kumite
1. Suatu teknik dinilai apabila teknik yang dilancarkan memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Bentuk yang baik.
b. Sikap sportif.
c. Ditampilkan dengan semangat/spirit yang teguh.
d. Kesadaran (ZANSHIN).
e. Waktu yang tepat.
f. Jarak yang benar.

2. Tingkat penilaiannya adalah :
a. SANBON = 3 poin/nilai
Akan diberikan untuk teknik seperti :
> Tendangan JODAN
Penjelasan :
Yang dimaksud JODAN adalah : muka, kepala, dan leher.
> Melakukan bantingan atau menyapu kaki lawan sehingga terjatuh ke matras dilanjutkan dengan teknik yang menghasilkan angka.
Penjelasan :
Semua teknik yang bernilai skor yang dilancarkan setelah lemparan, sapuan kaki, atau mengambil lawan untuk jatuh di matras.

b. NIHON = 2 poin/nilai
Akan diberikan untuk teknik seperti :
> Tendangan CHUDAN
Penjelasan :
Yang dimaksud CHUDAN adalah : perut, dada, punggung, dan samping.
> Memukul pada bagian belakang/punggung, termasuk kepala dan leher belakang.
Penjelasan :
Pukulan yang dilancarkan pada bagian belakang lawan, termasuk kepala belakang dan leher belakang.
> Kombinasi dari teknik pemukulan (tangan) dimana setiap teknik yang dilakukan sesuai dengan semestinya.
Penjelasan :
Kombinasi pukulan (TSUKI) strike (UCHI) yang dilancarkan di semua 7 area sektor.
> Membuat lawan tidak seimbang (goyah) lalu memperoleh angka dengan teknik tertentu.
Penjelasan :
Semua teknik yang dilancarkan (kecuali tendangan JODAN) setelah gerakan fisik dari kontestan sehingga membuat iia tidak seimbang disebabkan oleh lawan.

c. IPPON = 1 poin/nilai
Akan diberikan untuk teknik seperti :
> CHUDAN dan JODAN TSUKI
Penjelasan :
Skor, tidak termasuk punggung, kepala, dan leher belakang.
> UCHI
Penjelasan :
Semua strike (UCHI) dilancarkan di 7 area sektor.

3. Serangan-serangan adalah dibatasi terhadap area/wilayah berikut :
a. Kepala
b. Muka
c. Leher
d. Perut
e. Dada
f. Punggung
g. Sisi

4. Teknik efektif yang dilancarkan pada saat bersamaan dengan tanda berakhir pertandingan, dinyatakan sah. Satu teknik serangan, walaupun efektif kalau dilakukan setelah adanya perintah untuk menangguhkan atau menghentikan pertandingan, tidak akan mendapat skor dan dapat mengakibatkan suatu hukuman bagi si pelaku (kontestan [AKA/AO])

5. Tidak merupakan teknik walaupun secara teknis adalah benar jika serangan yang dilakukan oleh kedua kontestan berada diluar arena pertandingan maka kontestan tidak mendapat nilai/skor. Tapi jika salah satu dari kontestan melakukan serangan/teknik efektif sementara ia masih berada didalam area pertandingan dan sebelum wasit berteriak YAME, maka teknik tadi dapat memperoleh nilai/skor.

6. Teknik yang bernilai skor yang dilakukan secara bersamaan (AIUCHI) oleh kedua kontestan (AKA & AO) maka masing-masing kotestan tidak akan mendapat nilai/skor.


Kesalahan Kategori 1 & 2 / (C1 & C2)

Perilaku yang dilarang (Kesalahan) :
Ada dua kategori yang dikelompokkan sebagai perilaku yang dilarang (=kesalahan) yaitu :


Kategori 1 (Category 1) :
  1. Melakukan teknik serangan sehingga menghasilkan kontak yang kuat/keras, walaupun serangan tersebut tertuju pada daerah yang diperbolehkan. Selain itu dilarang melakukan serangan ke arah atau mengenai tenggorokan.
  2. Serangan ke arah lengan atau kaki, tenggorokkan, persendian atau pangkal paha.
  3. Serangan ke arah muka dengan teknik serangan tangan terbuka.
  4. Teknik melempar/membanting yang berbahaya/terlarang yang dapat menciderai lawan.

Kategori 2 (Category 2) :
  1. Berpura-pura atau melebih-lebihkan cidera yang dialami.
  2. Berulang kali keluar dari area pertandingan (JOGAI).
  3. Membahayakan diri sendiri dengan membiarkan dirinya terbuka atau tidak memperhatikan keselamatan diri atau tidak mampu untuk menjaga jarak yang diperlukan untuk melindungi diri (MUBOBI).
  4. Menghindari serangan/pertandingan yang mengakibatkan lawan kehilangan kesempatan untuk memperoleh poin/nilai.
  5. Merangkul (memiting), bergumul (bergulat), mendorong, dan menangkap lawan yang berlebihan tanpa mencoba untuk melakukan teknik serangan.
  6. Melakukan teknik alamiah atau serangan yang pada dasarnya tidak dapat dikontrol untuk keselamatan lawan dan berbahaya, serta serangan-serangan yang tidak terkontrol.
  7. Melakukan serangan dengan kepala, lutut atau siku.
  8. Berbicara kasar atau memanasi/menggoda lawan, tidak mematuhi perintah wasit, melakukan tindakan yang tidak pantas ke arah anggota/panel wasit, serta tindakan lain yang melanggar etika.
PENJELASAN :
  1. Hukuman kategori 1 dan 2 tidak saling berakumulasi silang.
  2. Satu hukuman dapatb secara langsung dijatuhkan pada satu pelanggaran peraturan tetapi sekali diberikan, pengulangan kategori itu harus disertakan dengan bertambahnya tingkat hukuman yang dijatuhkan. Misalnya tidak mungkin salah satu kontestan (AKA/AO) mendapat peringatan atau hukuman untuk kontak yang berlebihan dan kemudian mendapat peringatan untuk kontak berlebihan yang kedua.
  3. Peringatan (CHUKOKU) diberikan, dimana telah terjadi pelanggaran kecil dari aturan, tapi peluang kontestan untuk menang tetap tidak berkurang (dalam pandangan PAnel Wasit) oleh kesalahan lawan.
  4. Satu KEIKOKU dapat dikenakan secara langsung tanpa memberi peringatan terlebih dahulu. KEIKOKU biasanya dimana potensi kontestan (AKA/AO) untuk menang berkurang sedikit (dalam pandangan Panel Wasit) oleh kesalahan lawan.
  5. Satu HANSOKU-CHUI dapat dikenakan secara langsung atau melanjutkan peringatan atau KEIKOKU dan digunakan dimana potensi kontestan untuk menang menjadis serius berkurang oleh kesalahan lawan.
  6. Satu HANSOKU dijatuhkan untuk hukuman yang berakumulasi, tapi dapat dijatuhkan pada pelanggaran serius. Ini digunakan ketika dalam pandangan Panel Wasit potensi kontestan untuk menang benar-benar serius karena kesalahan lawan.
  7. Setiap peserta yang menerima HANSOKU karena menyebabkan luka dan yang dalam pandangan wasit dan pengawas area pertandingan dianggap bertindak sembarangan atau berbahaya atau kontestan yang dianggap tidak memiliki kemampuan kontrol yang penting dibutuhkan untuk pertandingan WKF. Hal ini akan dilaporkan pada Komisi Wasit. Komisi Wasit akan memutuskan apakah kontestan itu akan ditarik dari seluruh pertandingan dan atau pertandingan berikutnya.
  8. SHIKAKU dapat dikenakan secara langsung tanpa peringatan apapun sebelumnya. Kontestan tanpa berbuat kesalahan dapat menerima SHIKAKU jika pelatih atau anggota yang tidak bertanding dari delegasi kontestan berprilaku merusak prestise dan kehormatan KARATE-Do. Jika wasit percaya bahwa satu kontestan telah bertindak secara tidak terpuji tanpa menghiraukan apakah luka fisik telah terjadi atau belum, maka SHIKAKU yang akan diperoleh kontestan tersebut dan bukan HANSOKU merupakan hukuman yang tepat.
  9. Suatu SHIKAKU harus diumumkan kepada publik.

CHUKOKU :
Dapat dikenakan pada pelanggaran ringan atau pelanggaran kecil yang dilakukan pertama kali.

KEIKOKU :
Adalah hukuman dimana IPPON (satu poin) ditambahkan pada skor/nilai lawan. KEIKOKU dijatuhkan pada pelanggaran kecil dimana peringatan sebelumnya telah diberikan dalam pertandingan itu atau pada pelanggaran yang belum cukup serius untuk mendapat HANSHOKU-CHUI.

HANSHOKU-CHUI :
Adalah hukuman dimana NIHON (dua poin) ditambahkan pada skor lawan. HANSHOKU-CHUI biasanya dikenakan pada pelanggaran dimana KEIKOKU sebelumnya telah diberikan pada pertandingan tersebut. Ataupun dapat dikenakan langsung untuk pelanggaran tersebut, dimana hukuman HANSOKU belum tepat diberikan.

HANSOKU :
Diterapkan seiring pelanggaran yang sangat serius atau ketika satu HANSOKU-CHUI telah diberikan. Ini menghasilkan diskualifikasi dari kontestan. Pada pertandingan beregu, pemain yang mengalami luka akan menerima delapan angka, dan lawannya mendapat angka nol.

SHIKAKU :
Adalah suatu diskualifikasi dari turnamen, kompetisi atau pertandingan, dalam hal menentukan batasan hukuman SHIKAKU harus dapat dikonsultasikan dengan Dewan Wasit. SHIKAKU dapat diberlakukan jika kontestan melakukan tindakan : mengabaikan perintah wasit menunjukkan kebencian/tindakan tidak terpuji, merusak prestise dan kehormatan Karate-Do atau jika tindakan lainnya dianggap melanggar aturan dan semangat turnamen. Pada pertandingan beregu anggota tim dapat menerima SHIKAKU, tim lawan akan mendapat delapan angka dan lawan mendapat angka nol.

Selasa, 25 Agustus 2009

LEMKARI YAPALIS KARATE CLUB Krian dalam KEGIATAN PELANTIKAN KARATEKA BARU KE XVII TAHUN 2009, Villa Agung Lokananta PACET, 15 s/d 17 Agustus 2009


{ KALAU INGIN MENJADI ANGGOTA LEMKARI YAPALIS KARATE CLUB KRIAN
SILAHKAN DATANG LANGSUNG SAAT LATIHAN KARATE
PADA HARI RABU DAN JUM`AT JAM 14.30 SAMPAI SELESAI, SERTA HARI MINGGU JAM 08.00 SAMPAI SELESAI

TEMPAT LATIHAN : G.O.R. SMA AL – ISLAM KRIAN
BIAYA PENDAFTARAN Rp.25000,-
Info Langsung : Shinshe Rudy Purnawan ( 081 235 05485 ) }

Salam

Etika bagi sesama karateka adalah mengucapkan lafal "OSH" yang merupakan singkatan dari "OSHINABU" yang mengandung arti pantang menyerah. Apabila seorang karateka bertemu dengan kohai (=adik seperguruan) atau senpai (=kakak seperguruan) maupun sensei (=guru [DAN III keatas]) maka ia sebaiknya mengucapkan salam tersebut yang diawali dengan sikap badan siap lalu membungkukkan badan, sehingga dengan cara tersebutlah (karate-do) karateka menunjukkan rasa respeknya.
Osh juga berarti "saya mengerti" dan "terima kasih".

Upacara

Dilakukan pada saat sebelum dan sesudah latihan karate, ujian kenaikan tingkat (Kyu maupun DAN), demonstrasi pertandingan, rapat lengkap organisasi dan kongres.

Upacara tradisi karate terdiri dari :
1. Menyiapkan karateka secara tata upacara karate.
2. Pembacaan Sumpah Karate.
3. Menenangkan pikiran (makusho).
4. Penghormatan terhadap bendera negara, serta lambang perguruan serta induk organisasi.
5. Penghormatan lengkap terhadap pelatih, sesama karateka, dan tempat latihan (dojo).



Tata cara upacara karate disusun sebagai berikut :
  1. Barisan disusun secara senioritas berurut dari kanan ke kiri.
  2. Pimpinan upacara adalah Majelis Sabuk Hitam yang mengambil tempat didepan barisan (saf) kohai.
  3. Pengucapan sumpah karate oleh tingkatan kyu paling senior.
  4. Upacara diusahakan tersedia bendera negara dan bendera perguruan serta induk organisasi olah raga.
  5. Upacara yang dihadiri lebih dari satu orang majelis sabuk hitam maka barisan disusun secara senioritas mulai dari paling kanan barisan.


FILOSOFI KARATE
============

Rakka (Bunga yang berguguran)

Adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Konsep ini berarti bahwa setiap teknik pertahanan itu harus dilakukan dengan bertenaga (powerfull) dan pasti, dimana dengan hanya menggunakan satu teknik sudah cukup untuk membela diri. Dapat diumpamakan disini; jika teknik itu dilakukan ke atas suatu pokok bunga, maka semua bunga dari pokok tersebut akan berguguran. Dan juga seperti misalnya jika ada orang menyerang dengan sasarannya untuk memukul muka, maka seorang karateka yang diserang tadi hanya menggunakan teknik tangkisan atas (age uke). Apabila tangkisan tersebut kuat dan pasti, maka ia bisa mematahkan tangan si penyerang tadi. Sehingga ia (karateka) tidak perlu lagi membalas dengan serangan susulan karena tangkisan tadi sudah cukup untuk membela diri.


Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air)

Adalah konsep yang bertujuan untuk bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih supaya selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk karateka untuk mengelak atau menangkis serangan yang datang. Minda itu seumpama air di danau. Apabila bulan bersinar dimalam hari, maka kita akan bisa melihat bayangan bulan yang terang di danau yang tenang. Seandainya dilemparkan batu kecil ke danau tersebut, maka bayangan bulan di danau itu akan kabur.


===|||===



FILOSOFI ALIRAN SHOTOKAN
====================

Karate-do wa rei ni hajimari, rei ni owaru koto wo wasuruna
Dalam Karate mulai dengan sebuah sikap hormat (rei) dan berakhir dengan sebuah sikap hormat.

Karate ni sente nashi
Tidak ada sikap menyerang lebih dulu dalam karate.

Karate wa gi no tasuke
Karate adalah sebuah pertolongan kepada keadilan.

Mazu jiko wo shire, shikoshite tao wo shire
Pertama kenali dirimu sendiri baru orang lain.

Gijutsu yori shinjutsu
Pertama semangat, kedua teknik.

Kokoro wa hanatan koto wo yosu
Bersiaplah untuk membebaskan pikiranmu.

Wazawai wa getai ni shozu
Kecelakaan muncul dari kekurangan perhatian.

Dojo nomino karate to omou na
Berlatih karate tidak hanya didalam dojo.

Karate no shugyo wa issho de aru
Akan menghabiskan seluruh hidupmu untuk belajar karate.

Arai-yuru mono wo karate-ka seyo, soko ni myo-mi ari
Atasilah masalahmu dengan semangat karate.

Karate wa yu no goto shi taezu natsudo wo ataezareba moto no mizu ni kaeru
Karate sama dengan air panas. Jika tidak kau berikan panas yang tetap maka air itu akan dingin kembali.

Katsu kangae wa motsu na makenu kangae wa hitsuyo
Jangan berpikir masalah menang dalam pertarungan tapi pikirkan bagaimana agar kau tidak kalah dalam pertarungan.

Tekki ni yotte tenka seyo
Rahasia pertarungan tersembunyi dalam seni yang mengarahkannya.

Tattakai wa kyo-jitsu no soju ikan ni ari
Bergeraklah mengikuti (sesuai dengan) lawanmu.

Hito no te ashi wo ken to omoe
Pikirkan bahwa kedua tangan dan kakimu adalah pedang.

Danshi mon wo izureba hyakuman no tekki ari
Segera setelah kau tinggalkan rumah untuk bekerja pikirkan bahwa jutaan lawan tengah menunggumu.

Kamae wa shoshinsha ni ato wa shizentai
Pemula pertama-tama harus menguasai kuda-kuda dan sikap badan rendah, posisi badan yang alamiah/wajar untuk tingkat lanjut.

Kata wa tadashiku jissen wa betsu mono
Berlatih kata adalah satu hal dan menghadapi sebuah pertarungan nyata adalah hal yang lain lagi.

Chikara no kyojaku, karada no shinshuku, waza no kankyu wo wasaruna
Jangan lupa :
(1) aplikasi ringan dan berat dari kekuatan
(2) meregangkan dan mengerutkan badan
(3) Cepat dan lambat dari teknik

Tsune ni shinen kufu seyo
Carilah cara dan senantiasa berlatih sepanjang waktu.


Menurut Japan Karate-Do Federation (JKF) terbagi atas 5 (lima) :

1. Shotokan
Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.

2. Goju-ryu
Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa “dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan”. Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.

3. Shito-ryu
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.

4. Wado-ryu
Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.

5. Kyokushin
Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.

LEMKARI YAPALIS KARATE CLUB Krian ( Sidoarjo ) mengikuti KEJURDA KARATE PIALA BUPATI SIDOARJO TH.2009

KALAU INGIN MENJADI ANGGOTA LEMKARI YAPALIS KARATE CLUB KRIAN

SILAHKAN DATANG LANGSUNG SAAT LATIHAN KARATE PADA HARI RABU DAN JUM`AT JAM 14.30 SAMPAI SELESAI, SERTA HARI MINGGU JAM 08.00 SAMPAI SELESAI

TEMPAT LATIHAN : G.O.R. SMA AL – ISLAM KRIAN

BIAYA PENDAFTARAN Rp.25000,-

{ Info Langsung : Shinshe Rudy Purnawan ( 081 235 05485 ) }


KUMITE/PERTARUNGAN

PENDAHULUAN

Kumite merupakan bagian dari latihan karate yang mengajarkan karateka untuk mempraktekkan tehnik menyerang , bertahan dan menyerang balik dengan sungguh-sungguh tetapi dengan keamanan tinggi.
Kumite adalah bagian karate yang merupakan hal baru, pada saat Bapak Karate Gichin Funakoshi hidup, tidak ada latihan kumite, yang beliau ajarkan terbatas hanya Kihon dan Kata. Setelah Beliau wafat dan anaknya mengajarkan karate, dan ketika karate mulai diajarkan disejumlah universitas di Jepang, mulailah Kumite dan Kompetisi menjadi popular.

Merupakan kesalahan besar jika kita menganggap latihan kumite diatas segalanya, Masatoshi Nakayama, Dan IX, mengatakan bahwa didalam Kata kita telah berlatih dengan musuh yang dibayangkan, hanya gerakan tubuh dan menggunakan lebar jarak dalam tehnik menyerang dan menangkis.
Kumite akan mengingatkan kita pada hal-hal yang kecil tetapi merupakan hal penting yang terkandung dalam karate. Oleh karena itu tanpa pengusaan Kihon dan Kata yang baik , kita tidak akan dapat melakukan Kumite dengan baik.


Jika tehnik karate digunakan dengan paksaan/tidak natural atau dengan jalan kekuatan, tubuh akan menjadi rusak dan jika tehnik kata menjadi rusak ketika diaplikasikan, maka latihan Kumite tidak akan mencapai tujuannya. Dengan kata lain, pengenbangan latihan Kumite berhubungan secara langsung dengan pengembangan dalam Kata. Keduanya berjalan bersama0sama seperti tangan yang memakai sarung tangan.


Etika dan sikap hormat kepada pasangan latihan kumite harus diperlihatkan selama melakukan praktek kumite. Ketka latihan Kihon ( dasar ) di Dojo, karateka harus melangkah kedepan dengan kecepatan dan tenaga, teriakan “Kiai” memperlihatkan semangat yang baik. Ketikan berlatih Kumite di Dojo, karateka melakukan gerakan melangkah kebelakang untuk memperlihatkan sikap hormat dan terimakasih kepada pasangan yang telah membantunya dalam latihan mereka. Latihan kumite dimulai dan diakhiri oleh masing-masing pasangan dengan sikap Musubi-Dachi ( sikap berdiri, tumit menyentuh lantai dan ujung kaki membentuk sudut 45°, tangan terbuka dan menyentuh bagian luar paha ) berhadap-hadapan dan saling memberi hormat ( membungkukkan badan ).

Atlit - atlit Yapalis Karate Club yang menjadi Juara adalah



MACAM - MACAM KUMITE :

1. KIHON IPPON KUMITE ( Pertarungan Dasar Satu Langkah )
Metode ini dimulai dengan perintah “Yoi” ( siap ), kedua pasangan menggerakkan kaki kanan, bergerak hingga membentuk sikap Hachiji-Dachi ( kaki tebuka, jarak antara tumit selebar bahu, ujung kaki membentuk sudut 45º ). Karateka yang menyerang pertama mengambil sikap Gedan-barai langkah belakang ( kanan atau kiri, sesuai instruksi ) dan memberitahukan kecepatan, tingkat dan tehnik serangan. Karateka yang bertahan konsentrasi atau memikirkan tehnik tangkisan yang akan digunakan dan memberitahukan kepada karateka penyerang dengan kata Osh! Karateka Penyerang harus memfokuskan serangan kepada target yang telah ditentukan dengan semangat dan kontrol yang baik, menjamin bahwa tehnik telah dilakukan dengan baik ( sikap, pernafasan dan Kime ). Karateka Bertahan harus memperlihatkan semangat dan control yang baik, menjamin pernafasan dan sikap telah dilakukan dengan baik, dan harus Kime saat menangkis sebelum melakukan serangan balik. Kedua pasangan harus kembali pada posisi semula dan menyatakan Zansin ( kesadaran penuh, kesiapan) hingga instruktur mengatakan Yamea!(stop) dan Enyoi! ( istirahat ). Ketika latihan dengan pasangan, kita bertanggung jawab terhadap keselamatannya , control yang baik harus selalu dilatih.

Tujuan
Mengarahkan karateka untuk melatih tehnik pukulan, tendangan, serangan dan tangkisan dengan musuh dan merasakan melawan dengan tehink karate ketika berhadapan langsung dengan orang lain. Mendemonstrasikan pentingnya latihan tehnik jarak, waktu, gerakan dan kime yang baik



2. GO-HON KUMITE ( Pertarungan Lima Langkah )
Metode ini dimulai seperti Ippon Kumite, tetapi karateka penyerang melakukan serangan lima langkah kedepan untuk memcapai wilayah sasaran/target, dan karateka bertahan melangkah mundur dan menangkis lima kali, setelah tangkisan kelima karateka bertahan melakukan serangan balik dengan Gyaku-zuki ( berteriak “Kiai” ketika menyerang dengan kecepatan dan tenaga ). Go-hon Kumite selalu dilatih lamban dengan hitungan , cepat dengan hitungan dan kemudian cepat dan penuh tenaga tanpa hitungan. Ketika latihan cepat dan penuh tenaga, karateka penyerang tidak harus bergerak kedepan dengan irama, tetapi dia harus merencanakan serangannya untuk dapat merusak pertahanan karateka bertahan. Karateka Bertahan dilarang bergerak mundur hingga serangan terjadi. Pada semua jenis Kumite, kedua pasangan harus konsentrasi penuh dan latihan dengan serius, sebab jika kehilangan konsentrasi akan menyebabkan kecelakaan.

Tujuan
Tujuannya sama dengan Ippon Kumite. Kumite ini juga memberikan latihan kepada karateka dalam perubahan sikap, mengambil jarak sambil bergerak mundur dan mendemonstrasikan pentingnya sikap dan jarak yang baik disemua tehnik.



3. SANBON KUMITE ( Pertarungan Tiga Langkah ).
Metode ini pada dasarnya sama dengan Go-hon Kumite, tetapi hanya tiga serangan. Sanbon Kumite juga dilatih mengunakan tiga tehnik serangan yang berbeda. Seperti Jodan, Chudan, dan Mae-geri or Jodan, Chudan dan Kekomi, dll. Karateka Bertahan harus melakukan tangkisan yang benar terhadap tehnik serangan yang digunakan dan serangan balik setelah tiga tangkisan.

Tujuan
Tujuannya sama dengan Go-hon Kumite, tetapi dengan menambah tekanan dalam latihan dan tingkat tehnik serangan dan tangkisan yang sulit. Hal ini untuk membantu meningkatkan “ Kemampuan Berfikir “, seperti reaksi, ingatan, konsentrasi, dll.



4. KEASHI IPPON KUMITE ( Pertarungan Dua Langkah )
Metode ini dimulai dengan perintah “Yoi”. Kedua pasangan menggerakkan kaki kanan membentuk Hachiji-Dachi. Karateka yang menyerang pertama mengambil sikap gedan-barai mundur ( kanan atau kiri sesuai dengan instruksi ) dan memberitahukan kecepatan , tingkat dan tehnik dalam menyerang. Karateka Bertahan konsentrasi atau memikirkan tehnik yang akan digunakan dan memberitahukan karateka Penyerang dengan kata Osh! Karateka Penyerang menetapkan wilayah sasaran dengan tehnik yang benar, sementara karateka Bertahan melangkah mundur untuk menangkis dan diselesaikan dengan sebuah serangan balik. Serangan harus difokuskan pada target sasaran dengan semangat dan control yang baik, menjamin bahwa melakukan tehnik dengan benar ( jarak, pernafasan, dan kime ). Karateka Bertahan harus memperlihatkan semangat dan konrol yang baik, menjamin pernafasan dan sikapnya benar dan harus Kime dalam menangkis sebelum melangkah kedepan untuk melakukan serangan balik.

Tujuan
Mengajarkan Karateka untuk melatih tehnik pukulan, tendangan, serangan dan tangkisan dengan musuh, sambil bergerak maju dan mundur dan membantu meningkatkan ketepatan waktu, jarak dan kesadaran penuh. Keashi Ippon Kumite memperkenalkan karateka untuk berfikir kapan dia melakukan pertahanan dan melakukan penyerangan.



5. JIYU IPPON KUMITE ( Pertarungan Semi Bebas )
Metode ini dimulai setelah kedua pasangan memberikan hormat dan perintah “Yoi”. Karateka mengambil sikap mundur gedan-barai dan memperagakan posisi gaya bebas ( Jiyu Kamai ). Dalam posisi gaya bebas ini, karateka tidak boleh tegang, tetapi dalam pertahanan, siap dan dapat merubah sikap, posisi badan bergerak, maju atau mundur dan dapat mempertahankan diri mereka dari segala serangan dengan menggunakan lengan dan kaki untuk melakukan tangkisan dan serangan. Jarak harus lebih pendek dari sikap normal kedepan, dengan kaki belakang sedikit menekuk dan berat badan bertumpu diantara kaki depan dan belakang menyebabkan badan maju dan mundur jadi lebih mudah dan cepat, meluruskan kaki yang menekuk akan menambah kecepatan dan jarak pergerakan badan.
Tangan harus selalu diposisinya dimana akan melindungi atau menangkis serangan sambil melakukan pukulan atau serangan kepada musuh. Karateka yang bertahan berkonsentrasi atau memikirkan tehnik yang akan digunakan dan memberitahukannya dengan mengatakan Osh! Serangan harus difokuskan pada target sasaran dengan semangat dan control yang baik, memastikan bahwa tehnik telah dilakukan dengan benar ( Sikap, pernafasan, dan kime ). Karateka yang bertahan harus memperlihatkan semangat dan control yang tinggi saat melakukan tangkisan, memastikan pernafasan dan sikap saat menangkis dilakukan dengan benar dan harus kime sebelum melakukan serangan balik.

Tujuan
Pemperkenalkan karateka dengan keadaan pertarungan yang lebih realistis, pergerakan badan yang lebih ( Tai-sabaki ). Memperkirakan Ma-A (jarak), menggunakan tekukan kaki untuk memudahkan badan melakukan gerakan maju atau mundur dengan jarak yang lebih jauh, ketepatan waktu, dan Zanshin ( penuh kesadaran dan control yang menyeluruh ).



6. OKURI JIYU IPPON KUMITE ( Pertarungan Semi Bebas Dua Langkah )
Metode ini sama dengan Jiyu Ippon, masing-masing karateka memulai dengan Kamai dan karateka pertama memberitahukan target sasaran atau tehnik yang akan digunakan. Karateka kedua memfokuskan pikiran tangkisan dan menyerang balik dengan menjawab Osh! Setelah karateka Bertahan melakukan tangkisan dan serangan balik, Karatek Penyerang melakukan serangan kedua tanpa memberitahukan target sasaran dan tehnik yang dia gunakan. Karateka penyerang harus memilih target sasaran dan tehnik yang sesuai dengan kesempatan terbaik dan menagrahkan Karateka Bertahan kedalam posisi yang sangat tidak menguntungkan, membuat pertahanan menjadi sulit dilakukan. Karateka Bertahan melakukan tangkisan yang tepat dan serangan balik, menarik kembali setelah serangan balik untuk kamai dan membangun kembali Zanshin ( Kesadaran penuh ). Karateka harus memperlihatkan semangat dan control yang baik, memastikan pernafasan dan sikap dilakukan dengan benar dan kime disetiap tehnik yang dilakukan.

Tujuan
Okuri-Jiyu Ippon Kumite adalah langkah pertama dalam pertarungan gaya bebas. Karateka dilatih untuk melihat keuntungan, pembukaan sebuah serangan, bertahan dari serangan yang tidak diharapkan, melihat posisi terbaik setelah bertahan untuk melakukan serangan balik. Zanshin !



7. JIYU KUMITE ( Pertarungan Gaya Bebas )
Pada dasarnya hanya dapat dilakukan oleh karateka yang memiliki pengetahuan Kihon yang baik, Maai ( jarak), ketepatan waktu, koordinasi, dan yang lebih penting control yang baik. Gaya Bebas hanya dilakukan dengan pengarahan yang ketat dan didalam peraturan dan pengawasan yang tegas. Wasit harus menjelaskan peraturan dan perintah-perintah yang akan dia gunakan dalam memulai dan mengakhiri serangan, dan akan menanyakan kepada kedua karateka apakah mereka mengerti. Wasit akan menjelaskan bahwa tidak ada kontak fisik dan keduanya harus mendengar perintahnya dan patuh. Karatekan memberi hormat kepada wasit dan kepada karateka yang menjadi lawannya dengan perintah Kamai. Ketika wasit memerintahkan Hajime ( mulai ) kedua karateka bergerak untuk menemukan posisi terbaik untuk menyerang, sambil melindungi diri dari serangan mendadak dari musuh. Semangat yang baik harus diperlihatkan selama pertarungan, berteriak “Kiai” setiap melakukan tehnik menyerang dan melakukan semua tehnik dengan benar, memberikan perhatian kepada pernafasan, jarak, ketepatan waktu dan Kime.

Tujuan
Untuk meningkatkan control, tehnik, ketepatan waktu, konsentrasi dan kesadaran penuh dibawah tekanan pertarungan sesungguhnya. Sekarang dengan lebih banyak latihan, semuah tehnik akan menjadi gerakan refleks ( motor responses ). Dalam tehnik bertahan atau menyerang akan terjadi tanpa harus kita pikirkan. Bangsa China dan Bangsa Jepang menyebut pernyataan ini dengan “No Mind”